Jumat, 26 Februari 2010

shock Kardiogenik

Pengertian.
Shock kardiogenik adalah keadaan dimana kemampuan pompa jantung menurun sampai suatu titik dimana  jantung tidak dapat mempertahankan curah jantung dan perfusi jaringan yang adekuat.

Penyebab
Hilangkan kemampuan jantung untuk memompakan darah dapat disebabkan oleh:
  1. Myoracdial infark
  2. Tanponade jantung
  3. Perikarditis restriktif
  4. Henti jantung/ cardiac arrest
  5. Dysritmia seperti ventrikel fibrilasi atau tachycardia
  6. Perubahan patologi pada katup
  7. Kardiomiopati karena hipertensi, alcohol, infeksi bakteri dan virus atau iskhemia.
  8. Komplikasi bedah jantung
  9. Racun kimia
  10. Ketidakseimbangan elektrolit (terutama ketidaknormalan kalium dan kalsium)
  11. Obat yang mempengaruhi kontraktilitas otot jantung
  12. Cidera kepala yang menyebabkan kerusakan pada pusat cardioregulari



Pengkajian
Riwayat : Myocard infark, Congestive heart failure, Dysfungsi katup, Obat-obatan, penyakit  jantung lain.

Pemeriksaan fisik:
Inspeksi
·         Mental : Penurunan tingkat kesadaran, lelah, bingung, cemas, lethargi, gelisah.
·         Kulit: Pucat, cyanosis, dingin, lembab.
·         Urine Output: menurun dari oliguria sampai anuria
·         Respirasi: meningkat, kerja napas meningkat, tampak sulit bernafas,
·         Distensi vena leher dan lengan
·         Edema tergantung
·         Peningkatan CVP

Palpasi
·         Kulit  : dingin, lembab
·         Pulsasi perifer : lemah, cepat


Auskultasi
·         B.P menurun di bawah 80 mmhg (hipotensi)
·         Denyut jantung meningkat, disritmia
·         S3/S4 gallops, murmur
·         Suara napas ronchi, wheezing dan edema paru

DIAGNOSTIK  STUDY
·           ABGs  (Analisa gas darah Serum ): Hipoksemia dan asidosis metabolik.
·           BUN/Creatinin : meningkat pada gagal ginjal
·           SGOT/SGPT : meningkat pada CHF
·           Elektrolit: Ketidaseimbangan K, Na.
·           Laktat : meningkat
·           Enzym : CKMB
·           EKG : MCI, Disritmia
·           Foro Thoraks : Jantung membesar, kongesti vena pulmo

PRIORITAS KEPERAWATAN

·         Maksimal Cardiac Output
·         Meningkatkan perfusi dan oksigenasi jaringan
·         Memelihara keseimbangan asam-basa, cairan dan elektrolit
·         Mencegah kompliksai
·         Meningkatkan / support emosional

MASALAH KEPERAWATAN

1.        Penurunan curah jantung
2.        Gangguan pertukaran gas
3.        Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
4.        Ketidakefektifan pola nafas

Penurunan curah jantung

Intervensi umum:
·           Pantau suara jantung
·           Catat disritmia : peroleh EKG I2 lead
·           Auskultasi suara napas
·           Ukur Blood Pressure, MAP.
·           Catat distensi vena jugularis
·           Pantau temperatur tubuh
·           Pantau edema perifer
·           Pantau efek cairan intravena
·           Pantau secara kontinyu: (denyut jantung, irama jantung, tekanan darah, suhu, frekuensi nafas, suara jantung/paru, tingkat kesadaran, perfusi perifer, intake/ output cairan)

Kolaborasi :
·         EKG/lead jantung mengalami perubahan
·         Chest X Ray
·         Laboratorium : Analisa gas darah, elektrolit, Hb, Ht.
·         Pemberian cairan intravena
·         Pemberian obat-obatan sesuai program terapi, seperti :
·         Dopamin                 
·         Norepineprin

Manajemen Umum
·         Berikan cairan I.V : darah, albumin  koloid  lain , cairan elektrolit
·         Adekuat ventilasi :
·         Terapi oksigen : Auskultasi suara paru.
·         Stimulasi batuk, pengisapan lendir
·         Rubah posisi, postural drainage
·         Fisioterapi dada, pembatasan cairan
·         Adekuat sirkulasi :
·         Pantau EKG (frekuensi, irama, MAP, CVP)
·         CO, perubahan status mental
·         Terapi sedative : posisi pasien, kaki sedikit diangkat
·         Pantau urine output : gunakan kateter urine; ukur setiap jam
·         Koreksi gangguan asam - basa
·         Lingkungan nyaman

Menejemen Spesifik
·         Beri obat-obatan : vasopressor, seperti : Dopamin, Dobutamin,
·         Beri obat-obatan : Vasodilator, seperti :  Nitrogliserin
·         Pantau hemodinamika : MAP, CVP
·         Nitrogliserin :
·         Meningkatkan konsumsi oksigen miokard
·         Menurunkan peoload
·         Menurunkan afterload
·         Digoxin :  Meningkatkan kontraktilitas
·         KCl :  Menormalkan fungsi eksitasi sel
·         Kortikosteroid : Memperbaiki tonus vaskuler

Evaluasi:

Meningkatkan Cardiac Output manifestasikan :
Disritmia (-), HR : 60 - 100 x/menit, Respon terhadap stimulasi verbal, kulit hangat, capillary refill kurang dari 3 detik, Urine Output lebih dari 1/2 cc / kg. BB / jam.

Gangguan pertukaran gas
Intervensi :

·         Mempertahankan kepatenan jalan udara
·         Pantau frekuensi napas, kerja napas, otot-otot asesoris, suara napas
·         Pantau sianosis
·         Istirahat/bedrest
Kolaborasi:
·         Pantau serial ABGs
·         Terapi oksigen
·         Terapi bikarbonat
·         Respirator / ventilator mekanisk

Evaluasi :
Adekuatnya pertukaran gas dimanifestasikan :
Hasil ABGS : pH:  7,34 - 7,45 ;  PCO2 : 34 -45 mmHg ; PO2: > 80 mmHg. Disritmia (-), H.R : 60 - 100 x/menit, BP. systol >90 mmhg, RR: 12 - 24 x/menit, Ronchi (-), Wheezing (-), Respon terhadap stimulasi verbal, kulit hangat, sianosis (-)

Krisis Hipertensi

Pengertian
Krisis hipertensi adalah hipertensi yang gawat darurat dimana terjadi gangguan organ secara akut.
Pembangian
Krisis hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu:
a.       Hipertensi yang gawat darurat (Hypertensive emergencies)
Dikatakan hipertensive emergensi jika tekanan darah diastolic > 120 mmHg, dengan  salah satu gejala dibawah ini:
§   Perdarahan intrakranial atau CVA trombosis
§   Perdarahan subarakhnoid
§   Encephalopathy hipertensif.
§   Edema pulmonum akut, gagal jantung kongestif akut
§   Eklampsi
§   Feokromositoma paroksismal
§   Perubahan funduskopi tingkat 3 dan 4
§   Gagal ginjal akut
§   Insufisiensi miokard akut (angina tidak stabil, infark miokard akut)
§   Diseksi aorta akut
§   Sindroma badai (storm) katekolamin karena:
-         Penghentian obat anti hipertensi mendadak
-         Cidera kepala, delirium
-         Luka bakar
-         Obat (mono amin oksidase inhibitor)
b.       Hipertensi yang darurat (hypertensive urgensi)
 Hipertensi yang urgensi antara lain:
§   Hipertensi yang mengakselerasi dengan kenaikan tekanan darah (TD diastoliknya 120 mmHg) tapi dengan kerusakan organ yang minimal tanpa gejala seperti yang diatas atau tanpa gagal fungsi organ yang membakat.
§   Hipertensi paska bedah
§   Hipertensi pra bedah tidak terkendali atau terobati.

Beberapa pengertian istilah lain:

Hiperetensi refrakter

Respon tekanan darah (>200/110mmHg) yang kurang memuaskan terhadap pengobatan anti hipertensi yang biasanya efektif.

Hipertensi mengakselerasi

Kenaikan tekanan darah diastolic (>120 mmHg) yang besar disertai dengan perubahan funduskopik tingkat 3 (perdarahan berbentuk bunga api dan eksudat tanpa edema papil dan kemunduran vaskuler cepat.

Hipertensi maligna

Melibatkan pasien dengan hipertensi dengan tekanan darah diastolic > 120 – 130 mmHg dan perubahan funduskopik tingkat 4 (edema papil mata, tekanan intrakranial cepat naik disertai dengan gangguan vaskuler yang cepat yang mengakibatkan gagal ginjal akut dan kematian kalau tidak diobat dengan cepat.

Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah terhadap perbaikan fungsi organ yang terganggu bukan semata-mata mengurangi tekanan darah. Tekanan darah yang meninggi efeknya bukan memperbanyak bahkan menggangu perfusi. Dasar pengobatan adalah mempertahankan perfusi dan memberikan kesempatan perbaikan fungsi arterial, dengan cara: memperbaiki volume intravaskuler dan menurunkan segera tekanan darah dengan 25% dari tekanan darah yang ada atau tekanan darah diastolic 100 – 110 mmHg dan tidak boleh kurang dalam beberapa menit atau jam.
Pemantauan terhadap fungsi susunan saraf pusat, ginjal dan jantung merupakan keharusan pada saat fase akut. Restriksi Natrium tidak begitu diperlukan kecuali bila ada overload cairan. Diuretik diberikan untuk menolong memperkuat efek obat vasodilator kuat seperti nitroprusid, diazoksid dan hidralazin.
Pada umumnya hipertensi yang darurat tanpa gangguan  fungsi organ atau gangguan yang minimal dapat diobati dengan obat oral. Obat dan dosisnya dinyatakan aman dan efektif tanpa perlu perawatan intensif.