Jumat, 26 Februari 2010

Krisis Hipertensi

Pengertian
Krisis hipertensi adalah hipertensi yang gawat darurat dimana terjadi gangguan organ secara akut.
Pembangian
Krisis hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu:
a.       Hipertensi yang gawat darurat (Hypertensive emergencies)
Dikatakan hipertensive emergensi jika tekanan darah diastolic > 120 mmHg, dengan  salah satu gejala dibawah ini:
§   Perdarahan intrakranial atau CVA trombosis
§   Perdarahan subarakhnoid
§   Encephalopathy hipertensif.
§   Edema pulmonum akut, gagal jantung kongestif akut
§   Eklampsi
§   Feokromositoma paroksismal
§   Perubahan funduskopi tingkat 3 dan 4
§   Gagal ginjal akut
§   Insufisiensi miokard akut (angina tidak stabil, infark miokard akut)
§   Diseksi aorta akut
§   Sindroma badai (storm) katekolamin karena:
-         Penghentian obat anti hipertensi mendadak
-         Cidera kepala, delirium
-         Luka bakar
-         Obat (mono amin oksidase inhibitor)
b.       Hipertensi yang darurat (hypertensive urgensi)
 Hipertensi yang urgensi antara lain:
§   Hipertensi yang mengakselerasi dengan kenaikan tekanan darah (TD diastoliknya 120 mmHg) tapi dengan kerusakan organ yang minimal tanpa gejala seperti yang diatas atau tanpa gagal fungsi organ yang membakat.
§   Hipertensi paska bedah
§   Hipertensi pra bedah tidak terkendali atau terobati.

Beberapa pengertian istilah lain:

Hiperetensi refrakter

Respon tekanan darah (>200/110mmHg) yang kurang memuaskan terhadap pengobatan anti hipertensi yang biasanya efektif.

Hipertensi mengakselerasi

Kenaikan tekanan darah diastolic (>120 mmHg) yang besar disertai dengan perubahan funduskopik tingkat 3 (perdarahan berbentuk bunga api dan eksudat tanpa edema papil dan kemunduran vaskuler cepat.

Hipertensi maligna

Melibatkan pasien dengan hipertensi dengan tekanan darah diastolic > 120 – 130 mmHg dan perubahan funduskopik tingkat 4 (edema papil mata, tekanan intrakranial cepat naik disertai dengan gangguan vaskuler yang cepat yang mengakibatkan gagal ginjal akut dan kematian kalau tidak diobat dengan cepat.

Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah terhadap perbaikan fungsi organ yang terganggu bukan semata-mata mengurangi tekanan darah. Tekanan darah yang meninggi efeknya bukan memperbanyak bahkan menggangu perfusi. Dasar pengobatan adalah mempertahankan perfusi dan memberikan kesempatan perbaikan fungsi arterial, dengan cara: memperbaiki volume intravaskuler dan menurunkan segera tekanan darah dengan 25% dari tekanan darah yang ada atau tekanan darah diastolic 100 – 110 mmHg dan tidak boleh kurang dalam beberapa menit atau jam.
Pemantauan terhadap fungsi susunan saraf pusat, ginjal dan jantung merupakan keharusan pada saat fase akut. Restriksi Natrium tidak begitu diperlukan kecuali bila ada overload cairan. Diuretik diberikan untuk menolong memperkuat efek obat vasodilator kuat seperti nitroprusid, diazoksid dan hidralazin.
Pada umumnya hipertensi yang darurat tanpa gangguan  fungsi organ atau gangguan yang minimal dapat diobati dengan obat oral. Obat dan dosisnya dinyatakan aman dan efektif tanpa perlu perawatan intensif.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar